LAPORAN PRAKTIKUM
PRAKTIK KLINIK ENTOMOLOGI
A.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui tempat perindukan nyamuk Anopheles sp
2.
Untuk
mengetahui waktu menggigit nyamuk Anopheles sp
3.
Untuk
mengetahui ciri nyamuk Anopheles sp
4.
Untuk
mengetahui cara menangkap nyamuk Anopheles sp
B.
Tinjauan
pustaka
Anopheles (nyamuk malaria) merupakan salah satu genus nyamuk.
Terdapat 400 spesies nyamuk Anopheles, namun hanya 30-40 menyebarkan malaria
secara alami. Anopheles gambiae adalah paling terkenal akibat peranannya
sebagai penyebar parasit malaria dalam kawasan endemik di Afrika, sedangkan Anopheles
sundaicus adalah penyebar malaria di Asia. Anopheles juga merupakan vektor
bagi cacing jantung anjing Dirofilaria immitis.
Nyamuk ini banyak terdapat di rawa-rawa,
saluran-saluran air, dan permukaan air yang terekspos sinar matahari. Ia
bertelur di permukaan air. Nyamuk ini hinggap dengan posisi menukik atau
membentuk sudut. Sering hinggap di dinding rumah atau kandang. Warnanya
bermacam-macam, ada yang hitam, ada pula yang kakinya berbercak-bercak putih.
Waktu menggigit biasanya dilakukan malam hari. Banyak jenis nyamuk Anopheles
yang bisa menyebabkan penyakit malaria. Ada Anopheles sundaicus yang banyak
terdapat di air payau, seperti di Kepulauan Seribu. Nyamuk ini berkembang biak
di lingkungan yang banyak ditumbuhi ganggang. Ia akan meletakkan telurnya di
ganggang hijau yang banyak reniknya, sehingga begitu menetas, jentiknya
langsung mendapat makanan renik yang hidup di antara ganggang tersebut.
Penyakit
malaria yang ditimbulkan pun jenisnya bermacam-macam, tergantung jenis
parasitnya. Semisal, ada malaria falsiparum, vivak, ovale, dan malariae. Selain
itu, nyamuk Anopheles bisa juga menyebabkan penyakit kaki gajah.
Nyamuk Anopheles sp adalah nyamuk vektor penyakit malaria. Di dunia kurang lebih terdapat 460
spesies yang sudah dikenali, 100 diantaranya mepunyai kemampuan menularkan
malaria dan 30-40 merupakan host dari parasite Plasmodium yang merupakan
penyebab malaria di daerah endemis penyakit malaria. Di Indonesia sendiri,
terdapat 25 spesies nyamuk Anopheles yang mampu menularkan penyakit Malaria.
Anopheles gambiae adalah paling terkenal akibat peranannya sebagai
penyebar parasit malaria dalam kawasan endemik di Afrika, sedangkan Anopheles
sundaicus adalah penyebar malaria di Asia.
Urutan penggolongan klasifikasi nyamuk Anopheles seperti
binatang lainnya adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Arthropoda
Class
: Hexapoda / Insecta
Sub Class : Pterigota
Ordo
: Diptera
Familia
: Culicidae
Sub Famili :
Anophellinae
Genus
: Anopheles
Spesies Anopheles
Ada beberapa spesies Anopheles yang penting sebagai
vektor malaria
di Indonesia antara lain :
a. Anopheles sundauicus
Spesies ini terdapat di Sumatra,
Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Bali. Jentiknya ditemukan pada air payau yang
biasanya terdapat tumbuh–tumbuhan enteromopha, chetomorpha dengan kadar
garam adalah 1,2 sampai 1,8 %. Di Sumatra jentik ditemukan pada air tawar
seperti di Mandailing dengan ketinggian 210 meter dari permukaan air laut dan
Danau Toba pada ketinggian 1000 meter.
b. Anopheles aconitus
Di Indonesia nyamuk ini terdapat
hampir di seluruh kepulauan, kecuali Maluku dan Irian. Biasanya terdapat dijumpai
di dataran rendah tetapi lebih banyak di daerah kaki gunung pada ketinggian
400–1000 meter dengan persawahan bertingkat. Nyamuk ini merupakan vector pada
daerah–daerah tertentu di Indonesia, terutama di Tapanuli, Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan Bali.
c. Anopheles barbirostris
Spesies ini terdapat di seluruh
Indonesia, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Jentik biasanya
terdapat dalam air yang jernih, alirannya tidak begitu cepat, ada
tumbuh–tumbuhan air dan pada tempat yang agak teduh seperti pada tempat yang
agak teduh seperti pada sawah dan parit.
d. Anopheles kochi
Spesies ini terdapat diseluruh
Indonesia, kecuali Irian. Jentik biasanya ditemukan pada tempat perindukan
terbuka seperti genangan air, bekas tapak kaki kerbau, kubangan, dan sawah yang
siap ditanami.
e. Anopheles maculatus
Penyebaran spesies ini di Indonesia
sangat luas, kecuali di Maluku dan Irian. Spesies ini terdapat didaerah
pengunungan sampai ketinggian 1600 meter diatas permukaan air laut. Jentik ditemukan
pada air yang jernih dan banyak kena sinar matahari.
f. Anopheles subpictus
Spesies ini terdapat di seluruh
wilayah Indonesia. Nyamuk ini dapat dibedakan menjadi dua spesies yaitu :
1)
Anopheles subpictus subpictus
Jentik ditemukan di dataran rendah,
kadang–kadang ditemukan dalam air payau dengan kadar garam tinggi.
2)
Anopheles subpictus malayensis
Spesies ini ditemukan pada dataran
rendah sampai dataran tinggi. Jentik ditemukan pada air tawar, pada kolam yang
penuh dengan rumput pada selokan dan parit.
g. Anopheles balabacensis
Spesies ini
terdapat di Purwakarta, Jawa Barat, Balikpapan, Kalimantan Timur, Kalimantan
Selatan. Jentik ditemukan pada genangan air bekas tapak binatang, pada kubangan
bekas roda dan pada parit yang aliran airnya terhenti.
Nyamuk Anopheles dewasa ini
banyak sekali metode pengendalian vector dan binatang pengganggu yang telah
dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia. Dari berbagai metode yang telah dikenal
dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1) Pengendalian dengan cara menghindari/mengurangi kontak atau gigitan nyamuk Anopheles.
a. Penggunaan kawat kasa pada ventilasi.
Dimana keadaan rumah ventilasi udara
dipasangi atau tidak dipasangi kawat kasa ini berfungsi untuk mencegah nyamuk
masuk ke dalam rumah.
b. Menggunakan kelambu pada waktu tidur.
Kebiasaan menggunakan kelambu pada
tempat yang biasa di pergunakan sebagai tempat tidur dan di gunakan sesuai
dengan tata cara penggunaan kelambu untuk tempat tidur dan waktu penggunaan
kelambu saat jam aktif nyamuk mencari darah.
c. Menggunakan zat penolak (Repellent).
Untuk kebiasaan penggunaan repellent
yang digunakan pada saat atau waktu nyamuk menggigit atau pada waktu akan tidur
malam atau pada waktu lain di malam hari.
2) Pengendalian dengan cara genetik dengan melakukan sterelisasi pada nyamuk
dewasa.
3) Pengendalian dengan cara menghilangkan atau mengurangi tempat perindukan,
yang termasuk kegiatan ini adalah :
a. Penimbunan tempat-tempat yang dapat menimbulkan genangan air.
b. Pengeringan berkala dari satu sistem irigasi.
c. Pengaturan dan perbaikan aliran air.
d. Pembersihan tanaman air dan semak belukar.
e. Pengaturan kadar garam misalnya pada pembuatan tambak ikan atau udang.
4) Pengendalian Cara Biologi.
Pengendalian dengan cara ini dapat
dilakukan dengan memanfaatkan musuh alaminya (predator) atau dengan
menggunakan protozoa, jamur dan beberapa jenis bakteri serta jenis-jenis
nematoda.
5) Pengendalian Cara Fisika-Mekanik.
Pengendalian dengan Fisika-Mekanik
ini menitik beratkan usahanya pada penggunaan dan memanfaatkan faktor-faktor
iklim kelembaban suhu dan cara-cara mekanis.
6) Pengendalian dengan cara pengolaan lingkungan (Environmental management).
Dalam pengendalian dengan cara
pengelolaan lingkungan dikenal dua cara yaitu .
a. Perubahan lingkungan (Environmental Modivication).
Meliputi kegiatan setiap pengubahan
fisik yang permanen terhadap tanah, air dan tanaman yang bertujuan untuk
mencegah, menghilangkan atau mengurangi tempat perindukan nyamuk tanpa
menyebabkan pengaruh yang tidak baik terhadap kuwalitas lingkungan hidup
manusia. Kegiatan ini antara lain dapat berupa penimbunan (filling),
pengertian (draining), perataan permukaan tanah dan pembuatan bangunan,
sehingga vektor dan binatang penganggu tidak mungkin hidup.
b. Manipulasi Lingkungan (Environment Manipulation)
Sehingga
tidak memungkinkan vektor dan binatang pengganggu berkembnang dengan baik.
Kegiatan ini misalnya dengan merubah kadar garam (solinity), pembersihan
tanaman air atau lumut dan penanaman pohon bakau pada pantai tempat perindukan
nyamuk sehingga tempat itu tidak mendapatkan sinar matahari.
C.
Metodologi
1.
Alat
dan Bahan
a.
Paper
cup
b.
Mikroskop
dissecting
c.
Aspirator
d.
Chlorofoam
e.
Kasa
f.
Kapas
g.
Jarum
pin
h.
Cawan
petri
i.
Alat
bedah nyamuk (1 set)
j.
Cutex
k.
Tisu
l.
Karet
gelang
m.
Sling
hygrometer
n.
Thermometer
dinding
o.
Kunci
identifikasi nyamuk
p.
Form
identifikasi
2.
Cara
Kerja
a.
Disiapkan
semua alat dan bahan
b.
Dibagi
anggota kelompok (6 mahasiswa tiap kelompok)
c.
Dilakukan
pencarian terhadap nyamuk Anopheles sp. dengan ketenteuan satu mahasiswa
satu rumah dan menggunakan metode umpan orang 40 menit dan reesting places
(dinding dan kandang) selama 10 manit
d.
Dilakukan
penangkapan setiap 1 jam secara berkala dan bergilir
e.
Dilakukan
penangkapan di luar maupun di dalam rumah
f.
Dilakukan
identifikasi dengan kunci identifikasi setiap nyamu\k yang ditangkap
g.
Dilakukan
pembedahan terhadap nyamuk Anopheles dan pining nyamuk selain Anopheles.
h.
Dicatat
dan dilakukan awetan nyamuk
3.
Waktu
Pelaksanaan
Praktikum tersebut dilakukan di Desa Tetel,
Kecamatan Pengadegan, Kabupaten Purbalingga pada hari senin dan selasa 15 dan
16 Oktober 2012 mulai pukul 17.00 sampai 06.00 WIB.
D.
Hasil
dan Pembahasan
1.
Hasil
Hasil
praktikum selengkapnya tertera dalam lampiran 1.
2.
Pembahasan
Dari hasil
yang diperoleh yaitu dengan jumlah nyamuk ………. Dengan nyamuk Anopheles ……. Dan
nyamuk culex ………. Nyamuk armigeres……. maka dengan demikian bahwa Desa Tetel
merupakan wilayah yang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar